“Kau ini disuruh gitu aja ga bisa.
Anak macam apa lah kau?!!” Kata bapak kecewa.
“Bapak juga diminta uang jajan ga
ngasih. Bapak macam apa lah kau?!!” Gita menjawab cuek.
Mungkin sebagian kalian akan
menganggap Gita anak durhaka dan ga punya sopan santun. Tapi jawaban Gita
sontak membuat kami semua tertawa terbahak-bahak. Kejadian di atas membuat kami
semua tertawa, karena sense of humor yang terbentuk di antara satu sama lain
tidak berbeda jauh.
Setiap manusia punya sense of
humor atau selera humor. Sense of humor, secara sederhana, bisa diartikan
sebagai kemampuan menemukan humor. Setiap orang memiliki sense of humor yang
mempengaruhi bagaimana ia menemukan komedi dalam sebuah situasi, lelucon atau
sumber tawa lainnya.
Sense of humor yang dimiliki
setiap orang berbeda-beda. Ada yang baik, namun tak sedikit yang buruk. Menurut
Mike More, seorang ahli humor dunia (katanya sih begitu, aku pun ga kenal),
sense of humor tidak bersifat alami atau bakat, namun dapat dipelajari dan dikembangkan.
Sense of humor dipengaruhi oleh
lingkungan, budaya, bacaan, tontonan hingga pendidikan. Setiap orang
mendapatkan hal-hal itu dalam konteks dan kadar yang berbeda, sehingga membuat
sense of humor-nya pun berbeda. Itulah makanya seseorang bisa tertawa hebat
menanggapi sebuah situasi, di saat yang lain malah bingung mencari letak
komedinya.
Bagi seorang komedian, sense of
humor sangatlah penting, karena komedi adalah dunia yang dipilih sebagai jalan
hidup. Sense of humor yang baik, akan membantu komedian dalam menemukan bahan
lelucon yang mampu memancing tawa orang-orang. Sense of humor mempengaruhi
sensibilitas komedi (istilah yang digunakan Raditya Dika) dalam membangun dan
memilah joke/lelucon mana yang potensial dan tidak.
Dalam ajang open mic, di mana
comic (stand up comedian) lama dan comic baru belajar, sering kali ditemukan comic
baru yang sudah menjajal panggung beberapa kali, namun tetap gagal dalam membuat
penonton tertawa. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi penampilan seorang
comic, baik teknis maupun non-teknis, namun dalam kegagalan ini, sense of humor
yang kurang baik sepertinya menjadi alasan.
Comic dengan sense of humor yang
belum bagus ini, tidak berhasil membangun dan memberikan komedi dalam bahan
yang digunakan. Mereka membuat materi yang komedinya tidak dapat memenuhi sense
of comedy penonton kebanyakan. Singkatnya, sense of comedy mereka masih di
bawah rata-rata.
Namun bukan berarti perjuangan
mereka berakhir. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sense of
comedy bisa dipelajari dan dikembangkan. Untuk itu, sambil terus mencoba
menjajal panggung, comic baru dengan kasus di atas, perlu juga meningkatkan
sense of comedy-nya.
Jika kita bertanya pada Google,
ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sense of comedy. Tapi
tiga cara di bawah ini, kuyakini cukup membantu menaik-kelaskan sense of comedy
seorang comic.
- Menonton acara stand up comedy secara langsung
Dengan menonton live acara stand
up comedy, anda dapat melihat bagaimana anda dan orang lain bereaksi terhadap
sebuah lelucon. Anda akan belajar mana yang membuat anda tertawa dan mana yg
membuat orang lain tertawa. Dengan demikian, anda tahu joke seperti apa yg
diterima dengan baik oleh penonton. Semakin sering anda melakukan, maka semakin
baik pula dampaknya terhadap sense of comedy anda.
- Mempelajari joke comic-comic profesional
Jokes mereka sudah teruji berhasil
menghibur banyak orang. Sesekali anda perlu mempelajari jokes mereka, formula
yang digunakan dan cara mereka mengolah kata dan kalimat, sehingga paham
kesalahan apa yang anda lakukan sebelumnya. Semakin baik sense of humor anda,
maka semakin mudah anda melakukan hal ini. Untuk itu berlatilah.
- Ikut nongkrong dan atau sharing
Ketika nongkrong, sering kali
comic bercanda dan melempar humor sebagai tanggapan terhadap topik yang sedang
dibicarakan. Anda dapat belajar bagaimana mereka menanggapi bahan obrolan dan
berhasil menciptakan tawa. Ini baik untuk sensibilitas komedi anda.
Setiap komunitas biasanya
memiliki kegiatan di mana comic berkumpul, sharing dan saling berbagi ilmu.
Anda dapat belajar dari mereka. Bagaimana mereka menemukan komedi dan membangun
materi. Saat anda memahami cara mereka, anda dapat mencobanya sendiri dan
secara tidak sadar anda telah meningkatkan sense of comedy anda.
Seperti yang dijelaskan di atas,
sense of comedy dipengaruhi lingkungan, budaya, bacaan, tontonan hingga
pendidikan. Selain langkah di atas, ada banyak hal lain yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan sense of comedy seperti berbaur dengan lingkungan dan budaya
yang berbeda, baca buku, menonton film, hingga melanjutkan pendidikan.
Intinya jangan pernah berhenti
belajar. Karena penonton yang menyukai stand up comedy rutin datang ke
event-event yang diadakan. Artinya, seiring waktu sense of comedy penonton juga
meningkat. Jangan sampai comic malah kalah dengan penontonnya.
6 comments
Wah, keren, Bang!
Dulu aku sempat stres melihat ketidakadilan dan kekacauan di sekitar, sementara aku sendiri nggak bisa berbuat banyak untuk mengubahnya. Sebagai terapi diri, aku coba lihat fenomena-fenomena itu dari sudut pandang baru, melihat sisi-sisi komedinya, lalu menertawakannya sendiri, hehe....
Humor penting supaya kita nggak rentan stres :D
horas boh halak rantau, anda berperan menambah penghasilan psikiater
Kok bisa gitu, lae?
Tepat sekali, Mas :)
Wuis komentarnya keLen, patut dishare
Sorry baru sempet baca. Tapi bagus bang. Berbakat jadi penulis :)